Engkau dan Aku
7:52 AM
Aku adalah tulisan yang berulang kali engkau baca, tapi tak pernah engkau pahami. Aku adalah dedaunan kering yang berserakan, sebab engkaulah anginnya. Aku mulanya adalah air dingin, lalu kemudian kian memanas, karena engkaulah apinya. Aku adalah kertas putih, tapi kian usang karena engkau tak juga menuliskan apapun padaku. Aku seperti langit yang indah berukir awan, tapi engkau adalah bumi, kita tak bersentuhan. Aku bagaikan Air di gurun hampa, tapi engkau membiarkan aku hilang karena engkau mataharinya. Aku adalah bulan ketika malam hari, tapi cahayaku tak tampak, karena engkau awan tebalnya. Aku gula pemanis minuman mereka, tapi engkaulah semutnya.
Aku tak pernah jadi aku seutuhnya, semua telah aku bagikan padamu, bahkan aku biarkan aku menjadi tak berarti, asal engkau tetap ada. Aku tak menjadi aku, karena engkau ada. Tapi kita akan selalu begini, karena ternyata pada akhirnya; Aku dan engkau akan selalu menjadi kita.
By: gisma
Aku tak pernah jadi aku seutuhnya, semua telah aku bagikan padamu, bahkan aku biarkan aku menjadi tak berarti, asal engkau tetap ada. Aku tak menjadi aku, karena engkau ada. Tapi kita akan selalu begini, karena ternyata pada akhirnya; Aku dan engkau akan selalu menjadi kita.
By: gisma
The Town Full of Memories
7:30 AM
Pagi ini adalah pagi terakhirku di Kota Malang. Setelah menikmati liburan kuliner dengan akhir perut mules gara² ceker dinamit yg pedasnya ga karuan. Nikmatnya jajanan dan suasana di Kota dingin ini membuatku enggan untuk beranjak ke Kotanya para The Jack mania. Yeaah, aku merasa bebas selama 5 hari di Kota ini. (Oh iya, awalnya sih 4 hari terus kemarin sore pulang ke Tulungagung. Sudah naik kereta dr Malang Kota Baru tapi harus turun di Malang Kota Lama gara² handphone ketinggalan di kontrakan lama. Jadi balik hari ini.)
Bertemu dengan teman² seperjuanganlah momen yang sangat berharga, meskipun hanya 9 orang yg berkumpul tapi cukup menyenangkan.
Dulu kami seperjuangan melawan tugas² di fakultas teknik, sekarang sudah mempunyai kegiatan masing². Dimulai dari yang bekerja, lanjut study luar dan dalam negeri, nganggur hingga yang masih mengerjakan skripsi. Yaaah, bagaiamanapun itu kalian tetap teman² terbaik.
Selain gathering bersama teman² stroum (S1 elektro UM) dilanjutkan dengan kulinerisasi hingga hari terakhir. Mulai dari nasi jagung jl. Candi, pecel warung biru di jl. Trs surabaya, nasi uduk cak bejo, jajanan di pujasera UM, klepon, es krim durian, ceker dinamit, dan sayangnya belum keturutan 1 hal yaitu lalapan buk bawang.. Huwaa, mupeng.
Spot of moment di daerah Kota Malang juga sempat aku kunjungi, mulai dari kampus, jalanan, hingga kost sang lovable. Haha... Aku kangen dia. Aku sempatkan ngobrol dengan salah satu sahabat lamanya dan bercerita tentang dia, bernostalgia ketika suka duka, itung-itung tombo kangen sama si lovable :D
Ga berasa hari ini aku harus meninggalkan Kota penuh kenangan, kota dimana aku belajar akademik, kedewasaan, kenalakan, cinta dan kasih sayang. Mungkin emang pantas jika Kota Malang ini aku julukin sebagai The Town Full of Memories.
Bertemu dengan teman² seperjuanganlah momen yang sangat berharga, meskipun hanya 9 orang yg berkumpul tapi cukup menyenangkan.
Dari kiri ke kanan: Hilman, Mahfud, Brian, Yogi, Gebul, Tyas, Kumala, Aku, Adib |
Selain gathering bersama teman² stroum (S1 elektro UM) dilanjutkan dengan kulinerisasi hingga hari terakhir. Mulai dari nasi jagung jl. Candi, pecel warung biru di jl. Trs surabaya, nasi uduk cak bejo, jajanan di pujasera UM, klepon, es krim durian, ceker dinamit, dan sayangnya belum keturutan 1 hal yaitu lalapan buk bawang.. Huwaa, mupeng.
Spot of moment di daerah Kota Malang juga sempat aku kunjungi, mulai dari kampus, jalanan, hingga kost sang lovable. Haha... Aku kangen dia. Aku sempatkan ngobrol dengan salah satu sahabat lamanya dan bercerita tentang dia, bernostalgia ketika suka duka, itung-itung tombo kangen sama si lovable :D
Ga berasa hari ini aku harus meninggalkan Kota penuh kenangan, kota dimana aku belajar akademik, kedewasaan, kenalakan, cinta dan kasih sayang. Mungkin emang pantas jika Kota Malang ini aku julukin sebagai The Town Full of Memories.
Tak ada sedikitpun waktu untuk tak merindumu
4:47 AM
Tak ada sedikitpun waktu untuk tak merindumu.
5 hari 4 malam, bergelut dengan perasaan yang berharap untuk bertemu dengan sosokmu
Kamis pagi itu, pertamaku menginjak tanah Kota penu kenangan ini. Kamu.. satu orang yang aku ingat ketika itu.
Ketika ku keluar dari stasiun, membayangkan ada dirimu yang menjemputkan dan melemparkan senyum sembari mengucapkan "selamat datang keboku", ah., ternyata itu sekedar bayangan.
Bayangan semakin menjadi ketika angutan umum bertuliskan AL menjajaki rutenya hingga pertigaan bondowoso tempat dimana kita saling bertemu, menjemputku dan berpisah meninggalkan.
Aku hanya bisa menarik nafas dalam, sangat kuat, dan aku hempasaskan pelan. hmmm. Satu-satuya usahaku menenangkan diri.
Aku mencoba untuk mengenang hal lain.
Mencoba menjadi sosok seorang mahasiswa lagi dengan penampilan klasik, sepatu atletik dan seragam asisten pun aku kenakan.
Berjalan ke arah kampus seperti dulu dengan suasana mendung.
Benar.. Begitu berasa aku merindukan kondisi seperti ini.
Dimana Okky yang selalu tersenyum ketika berangkat kuliah yang dulu awalnya aku tak tau apa sebabnya.
Sekarang, aku mulai mengerti.. Senyumku karna inspirasimu dulu yang selalu ada.
Ahh, kamu lagi kamu lagi.. Begitu aku merindukanmu..
Tepat pukul 12.00 aku tiba di kampusku.
Tidak banyak perubahan signifikan, hanya gedung Fakultas Ilmu Sosial lah yang sudah menjulang tinggi mengalahkan gedung fakultasku.
Aku berjalan melewati hingga ke pujasera menemui teman-temanku yang sudah menungguku sedari tadi.. Maaf kawan, keretanya terlambat. ^_^
Iya, jam 12.00 siang, jam istirahat perkuliahan.
Sama sekali aku tak melihat sosokmu saat itu, mungkin besok atau lusa aku bisa melihatmu dengan ketidaksengajaan, Fikirku seperti itu.
Hingga waktu malam tiba, aku mencoba memberanikan diri untuk berkunjung ke kostmu.
Aku berhenti tepat di depan rumah kostmu, menengadah keatas, melihat disana lampumu menyala,
"Bo, aku di bawah". Kamu, "iya, sek bo". Seperti itu, ketika aku dulu sudah ada di bawah kostmu untuk mengajak kamu bertemu.
Sudahlaah.. Itu dulu.
Sekarang, aku hanya bisa melihat balkon kamarmu yang dulu aku pernah melemparkan kado ulang tahunmu disitu.
Sembari berdoa, "Ya Tuhan, hamba yakin dia ada di dalam kamar itu. Hamba mohon, jagalah dia, lindungi dia, bahagiakan dia, lancarkan segala urusannya, dan terakhir hamba mohon untuk kirimkan rasa agar dia tau bahwa hamba begitu merindukannya, Aamiin."
Lalu aku meninggalkan salah satu tempat penuh kenangan itu.
Jumat, sabtu, minggu, hingga sekarang, harapanku untuk bertemu denganmu seperti sudah tidak mungkin lagi.
Entah sampai kapan aku bisa melihat senyum manjamu itu, wajahmu yang bulat, lubang hidungmu yang besar, dan rambut indahmu.
Tapi aku tau sampai kapan aku mencintaimu.
Ketika rohku sudah tidak menyatu dengan raguku, bukan disitu akhir untuk mencintaimu.
Tetapi hingga di alam semesta ini, dunia dan akhirat sudah tidak ada lagi rasa cinta, itulah disaat aku tidak mencintaimu.
Lovable.
5 hari 4 malam, bergelut dengan perasaan yang berharap untuk bertemu dengan sosokmu
Kamis pagi itu, pertamaku menginjak tanah Kota penu kenangan ini. Kamu.. satu orang yang aku ingat ketika itu.
Ketika ku keluar dari stasiun, membayangkan ada dirimu yang menjemputkan dan melemparkan senyum sembari mengucapkan "selamat datang keboku", ah., ternyata itu sekedar bayangan.
Bayangan semakin menjadi ketika angutan umum bertuliskan AL menjajaki rutenya hingga pertigaan bondowoso tempat dimana kita saling bertemu, menjemputku dan berpisah meninggalkan.
Aku hanya bisa menarik nafas dalam, sangat kuat, dan aku hempasaskan pelan. hmmm. Satu-satuya usahaku menenangkan diri.
Aku mencoba untuk mengenang hal lain.
Mencoba menjadi sosok seorang mahasiswa lagi dengan penampilan klasik, sepatu atletik dan seragam asisten pun aku kenakan.
Berjalan ke arah kampus seperti dulu dengan suasana mendung.
Benar.. Begitu berasa aku merindukan kondisi seperti ini.
Dimana Okky yang selalu tersenyum ketika berangkat kuliah yang dulu awalnya aku tak tau apa sebabnya.
Sekarang, aku mulai mengerti.. Senyumku karna inspirasimu dulu yang selalu ada.
Ahh, kamu lagi kamu lagi.. Begitu aku merindukanmu..
Tepat pukul 12.00 aku tiba di kampusku.
Tidak banyak perubahan signifikan, hanya gedung Fakultas Ilmu Sosial lah yang sudah menjulang tinggi mengalahkan gedung fakultasku.
Aku berjalan melewati hingga ke pujasera menemui teman-temanku yang sudah menungguku sedari tadi.. Maaf kawan, keretanya terlambat. ^_^
Iya, jam 12.00 siang, jam istirahat perkuliahan.
Sama sekali aku tak melihat sosokmu saat itu, mungkin besok atau lusa aku bisa melihatmu dengan ketidaksengajaan, Fikirku seperti itu.
Hingga waktu malam tiba, aku mencoba memberanikan diri untuk berkunjung ke kostmu.
Aku berhenti tepat di depan rumah kostmu, menengadah keatas, melihat disana lampumu menyala,
"Bo, aku di bawah". Kamu, "iya, sek bo". Seperti itu, ketika aku dulu sudah ada di bawah kostmu untuk mengajak kamu bertemu.
Sudahlaah.. Itu dulu.
Sekarang, aku hanya bisa melihat balkon kamarmu yang dulu aku pernah melemparkan kado ulang tahunmu disitu.
Sembari berdoa, "Ya Tuhan, hamba yakin dia ada di dalam kamar itu. Hamba mohon, jagalah dia, lindungi dia, bahagiakan dia, lancarkan segala urusannya, dan terakhir hamba mohon untuk kirimkan rasa agar dia tau bahwa hamba begitu merindukannya, Aamiin."
Lalu aku meninggalkan salah satu tempat penuh kenangan itu.
Jumat, sabtu, minggu, hingga sekarang, harapanku untuk bertemu denganmu seperti sudah tidak mungkin lagi.
Entah sampai kapan aku bisa melihat senyum manjamu itu, wajahmu yang bulat, lubang hidungmu yang besar, dan rambut indahmu.
Tapi aku tau sampai kapan aku mencintaimu.
Ketika rohku sudah tidak menyatu dengan raguku, bukan disitu akhir untuk mencintaimu.
Tetapi hingga di alam semesta ini, dunia dan akhirat sudah tidak ada lagi rasa cinta, itulah disaat aku tidak mencintaimu.
Lovable.