Aku adalah tulisan yang berulang kali engkau baca, tapi tak pernah engkau pahami. Aku adalah dedaunan kering yang berserakan, sebab engkaulah anginnya. Aku mulanya adalah air dingin, lalu kemudian kian memanas, karena engkaulah apinya. Aku adalah kertas putih, tapi kian usang karena engkau tak juga menuliskan apapun padaku. Aku seperti langit yang indah berukir awan, tapi engkau adalah bumi, kita tak bersentuhan. Aku bagaikan Air di gurun hampa, tapi engkau membiarkan aku hilang karena engkau mataharinya. Aku adalah bulan ketika malam hari, tapi cahayaku tak tampak, karena engkau awan tebalnya. Aku gula pemanis minuman mereka, tapi engkaulah semutnya.
Aku tak pernah jadi aku seutuhnya, semua telah aku bagikan padamu, bahkan aku biarkan aku menjadi tak berarti, asal engkau tetap ada. Aku tak menjadi aku, karena engkau ada. Tapi kita akan selalu begini, karena ternyata pada akhirnya; Aku dan engkau akan selalu menjadi kita.
By: gisma
Post a Comment